Jalur Blitar-Tulungagung-Kediri-Madi un-Solo-Jogja/Purwokerto
adalah salah satu trayek yang cukup lama beroperasi. Jalur ini selain
dilayani oleh armada bumel juga menjadi jalur bus-bus malam jurusan
jakarta dan bandung. Dulunya trayek ini boleh dibilang dikuasai oleh dua
perusahaan besar, DAHLIA INDAH di Tulungagung, dan HASTI di Kediri.
Pada masa kejayaannya kedua PO ini
sangat populer di masyarakat pengguna jasa angkutan bus. menyandang
image “bus balap” sebagaimana umumnya pemain di jalur saradan-caruban,
kedua PO ini bahkan tak terkalahkan oleh PO-PO Surabaya-Jogja semacam
EKA, MIRA, SUMBER KENCONO, MAPAN, JAYA UTAMA atau TRIGAYA.
PO Dahlia Indah - sumber : www.bismania.com
PO Hasti (sekarang fokus ke trayek Surabaya-Pare-Kediri) - sumber : www.expertofsomething.wordpress.com
Akan
tetapi kehancuran yang dialami oleh kedua PO ini merubah kondisi trayek
yang sebenarnya padat penumpang ini. HASTI tampaknya tak mampu
terus-terusan “balapan” di jalur tengkorak ini, armadanya perlahan-lahan
habis akibat seringnya mengalami laka. Bahkan “saudara kembar” nya,
JAYA RAYA, juga ambruk ditimpa masalah yang sama. DAHLIA INDAH juga
mengalami nasib yang tak jauh berbeda, armadanya hancur meski bukan
karena laka, melainkan disinyalir karena tingkah laku kru-nya yang
sering mencampur bahan bakar solar dengan minyak tanah bahkan minyak
goreng(mau bikin gorengan mesin kali ya..hahahahaha). akibatnya
armada-armada lambat laun DAHLIA INDAH tak mampu bersaing lagi dengan
kecepatan MIRA, EKA ataupun SUMBER GROUP dan terus mengalami penurunan
dari segi kuantitas armada.
PO Mira - sumber : www.bisjurusan.com
Hancurnya HASTI sebenarnya membuat
DAHLIA INDAH menjadi pemain tunggal di jalur ini, akan tetapi hal ini
tidak diimbangi dengan pelayanan yang bagus kepada konsumen. Tarif yang
cenderung ngawur(khas bus setoran), armada yang kurang memadai masih
ditambah pula dengan kebiasaan ngetem berjam-jam membuat bus ini lambat laun ditinggalkan konsumennya.
Di
pihak lain bus-bus yang beroperasi di trayek Surabaya-Madiun-Solo-Jogja
mengalami peningkatan kualitas armada dan pelayanan yang signifikan.
Meski banyak pemain lama yang berguguran sehingga hanya menyisakan EKA,
MIRA dan SUMBER GROUP, tetapi persaingan yang kompetitif di antara
PO-PO ini membuat Gap antara dua trayek ini menjadi amat
jauh. Hal ini berakibat pada beralihnya perilaku konsumen. Konsumen
cenderung lebih suka “mengoper diri sendiri” dengan naik bus jurusan
Tulungagung/ Kediri-Kertosono-Surabaya
sebelum menyambung bus jurusan Madiun-Solo-Jogja di kertosono, begitu
juga sebaliknya. Ditambah lagi bus-bus yang beroperasi di jalur
Tulungagung/ Kediri-Kertosono-Surabaya juga mengalami peningkatan dalam hal pelayanan dan armada.
Jika
perilaku konsumen ini bertahan dalam beberapa waktu lamanya, mungkin
dapat dipastikan bahwa trayek ini mungkin akan segera mati. Sungguh
ironis memang, sebuah trayek dengan kuota penumpang yang cukup
signifikan harus “terhapus” dari peta jalur bus Indonesia. Untuk
mencegah hal ini tentu para operator trayek ini harus mengusahakan untuk
mengubah lagi perilaku konsumen pengguna jalur ini. Faktor eksternal
yang dalam hal ini berupa kemajuan dari trayek lain yang bersinggungan
dengan trayek ini tentu tidak dapat dicegah. Yang bisa dilakukan
tentunya perbaikan faktor intern, yakni kualitas pelayanan dan armada
dari pemain-pemain di jalur ini. Meski tampaknya sangat sulit berharap
pemain tunggal jaur ini, DAHLIA INDAH akan mengubah orientasi dan
kebijakan manajemen perusahaannya.
Keadaan ini sebenarnya
sempat ditangkap oleh beberapa PO yang berusaha mengambil peluang dari
“keanehan” jalur ini. ROSALIA INDAH muncul dengan trayek yang hampir
sama persis dengan DAHLIA INDAH, yaitu Malang-Blitar-Tulungagung-Kedi ri-Madiun-Solo-Jogja-Purwokert o-Cilacap. Tetapi sebagaimana brand ROSALIA
INDAH, PO ini hanya menawarkan bus-bus malam yang pangsa pasarnya tentu
berbeda dengan Bus bumel. Kemudian muncul harapan besar ketika RESTU
dengan armada ATB Pandanya hadir dengan trayek aneh
Tulungagung-Madiun-Solo-Suraba ya-Tulungagung.
Semua orang pasti mengenal reputasi RESTU yang menggebrak dunia bis
jawa timur dengan Restu Panda. Tetapi ternyata RESTU juga tidak bertahan
lama, beberapa bulan setelah beroperasi armada Panda menghilang dari
terminal Tulungagung. Tampaknya 1 unit armada panda belum mampu
menunjukkan keseriusan PO yang berasal dari kota apel ini untuk
“menghidupkan” jalur ini.
PO Rosalia Indah - sumber : www.bismania.com
Tulisan yg narasinya oke banget....enak dibaca....
ReplyDeleteSaya kok pingin ya membeli PO Hasti dan Dahlia Indah untuk mengembalikan kejayaan kedua PO itu biar bisa bersaing dengan sumber group dan ekamira. Hhh
ReplyDelete