Kemarin (21/9) Pemkab Sidoarjo resmi meluncurkan moda transportasi publik yang menghubungkan Porong-Sidoarjo-Terminal Purabaya bertajuk Bus Rapid Transport (BRT). Peresmian dilakukan oleh Bupati Sidoarjo Saiful Illah di Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Candi Sidoarjo. Sebanyak 10 bus yang berasal dari bantuan Kementerian Perhubungan ini akan mulai mengaspal melintasi rute Terminal Porong - Jl Raya Porong - Jl Raya Tanggulangin - Jl Raya Candi -
Jl Sunandar PS - Jl Diponegoro - Jl Pahlawan - Tol Sidoarjo - Tol Waru -
Terminal Purabaya. Pemkab Sidoarjo dengan ini menjadi pemerintah daerah kesekian yang mencoba mengikuti kesuksesan Busway a.k.a Bus Transjakarta dalam mengembangkan moda transportasi masal dalam kota (komuter).
Peresmian BRT Sidoarjo - sumber : detik.com
Sama dengan sistem yang dikembangkan oleh Transjakarta, BRT Sidoarjo ini juga melintasi jalur khusus dan hanya berhenti di halte-halte tertentu saja. Bedanya jika di Jakarta Halte dan Lintasan Busway benar-benar bersifat khusus dan harus steril dari kendaraan lain, BRT Sidoarjo masih memanfaatkan jalur pedestrian untuk pembangunan halte dan belum ada pembatas yang jelas antara jalur BRT dengan jalur kendaraan lain. Untuk tiket jarak terdekat dan terjauh dipatok tarif Rp. 5.000,- sekali jalan. Khusus pada hari peluncuran, masyarakat pengguna jasa BRT tidak dipungut biaya alias gratis. "Dengan BRT ini, harapannya dapat mengurangi kemacetan terutama di jam berangkat dan pulang kerja," jelas Kepala Dishub Sidoarjo Joko Santosa sebagaimana dikutip detik.com. Adapun operator yang ditunjuk mengelola BRT Sidoarjo ini adalah Perum Damri.
halte BRT - sumber : www.detik.com
Meskipun demikian peresmian BRT Sidoarjo ini bukan tanpa masalah. Setelah sebelumnya ditolak oleh pemkot Surabaya terkait pembangunan Shelter di dalam Terminal Purabaya, keberadaan BRT ini juga masih menuai protes dari para pengusaha dan pengemudi angkutan lyn dan bison yang juga melayani trayek Purabaya-Sidoarjo-Porong. Para sopir beranggapan apabila Bus Rapid Transit diluncurkan, bukan
tidak mungkin akan mengurangi pendapatan bagi sopir angkutan umum di
Sidoarjo. Para sopir menginginkan agar Pemkab Sidoarjo memperhatikan
terlebih dulu dampak sosial yang akan ditimbulkan. Seperti yang disampaikan oleh Jumadi, salah satu sopir lyn di
Sidoarjo. Dirinya mengungkapkan bahwa apabila BRT ini diluncurkan, bukan
tidak mungkin akan mengurangi pendapatan para sopir di Sidoarjo. “Semuanya tidak ada yang setuju karena nanti pendapatan berkurang.
Ini saja tidak ada BRT pendapatan sudah berkurang,” kata Jumadi, sopir
lyn sebagaimana dikutip surabayanews.com.
lyn jurusan porong-sidoarjo-purabaya dengan latar belakang halte BRT - sumber : www.jawapos.com
Berdasarkan pengalaman saya, menggunakan moda transportasi lyn ataupun bison untuk bepergian dari Purabaya-Sidoarjo atau sebaliknya memang cukup membutuhkan kesabaran. Angkutan Lyn biasanya tidak mau berangkat bila kapasitas tempat duduk belum dalam kondisi full seat. Pengemudi bahkan tidak peduli kalau ada penumpang yang membawa barang bawaan yang apabila dihitung volume dan beratnya bisa jadi setara dua orang penumpang. Padahal mungkin ada penumpang yang harus segera tiba di lokasi yang dituju dan ini pasti sangat menjengkelkan. Selain itu jangan harap anda menemukan fasilitas ac dan sebagainya, dapat armada yang bagus dengan kursi beludru saja sudah bisa dibilang beruntung. Kondisi ini bisa jadi merupakan dampak dari pendapatan pelaku angkutan umum di jalur ini sebagaimana yang disampaikan oleh bapak Jumadi. Kalau benar demikian, sebuah solusi harus segera ditemukan agar peluncuran BRT yang sejatinya sebuah terobosan hebat ini benar-benar berfungsi maksimal. Tentu kita tidak ingin suatu hari ada aksi-aksi negatif yang dilakukan oleh pihak yang merasa dirugikan akan hadirnya BRT ini, sebagaimana jamak ditemui di masyarakat kita belakangan ini.
Terlepas dari pro kontra dan segala permasalahan yang ada, BRT sudah diluncurkan. The show must go on. Kebutuhan masyarakat pengguna jasa transportasi akan sarana dan fasilitas transportasi yang murah, aman dan nyaman harus tetap diutamakan. Keberhasilan acara peluncuran ini juga harus diikuti keberhasilan akan harmonisasi dan sinergitas antara BRT dengan moda transportasi sejalur lainnya. Syukur-syukur operator BRT mau merangkul pengusaha dan pengemudi di jalur ini untuk bersama-sama menciptakan sarana transportasi yang murah, aman dan nyaman bagi masyarakat. Terakhir, saya ucapkan selamat untuk Pemkab dan masyarakat Sidoarjo atas peluncuran BRT. Ayo Naik Bus, Biar Nggak Bikin Macet.
Potongan Berita dari harian Jawa Pos edisi 22/9/2015
No comments:
Post a Comment